Kehamilan bisa terjadi ketika sperma bertemu dengan sel telur yang
belum dibuahi di saat yang tepat dari siklus menstruasi si wanita.
Ketika Anda dan pasangan sedang mengupayakan kehamilan, perhitungan
waktu sangatlah penting. Sel telur yang sehat dan sperma yang sempurna
tak akan berarti apa pun jika mereka tidak bertemu. Untuk mengupayakan
pertemuan itu, sebaiknya seks dilakukan di hari ovulasi (ketika sel
telur matang terlepas dari ovarium), atau beberapa hari sebelumnya
(sperma bisa hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama beberapa
hari).
Anda bisa mencoba mengupayakan kehamilan dengan bercinta setiap
beberapa hari sekali untuk memastikan masa ovulasi Anda tidak
terlewatkan. Atau, jika ide untuk bercinta setiap hari dan rutin
terdengar mengerikan (ada sebagian orang yang tidak menyukai rutinitas),
Anda bisa belajar untuk mengetahui kapan waktu tersubur Anda dan
menyesuaikan jadwal bercinta Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk
menentukan tanggal-tanggal tersebut.
.
Catat siklusnya
Salah satu persepsi yang salah mengenai kesuburan wanita adalah
setiap wanita berovulasi dan berada pada puncak kesuburannya pada hari
ke-14 dari siklus haidnya. Hal itu hanya benar adanya untuk wanita yang
memiliki siklus reguler dan tidak terputus selama 28 hari. Pada
kenyataannya, ovulasi bukan terjadi 14 hari sejak hari pertama
menstruasi, tetapi 14 hari sebelumnya. Jadi, jika siklus menstruasi Anda
cukup teratur, Anda bisa mengestimasi tanggal ovulasi dengan mengurangi
tanggal tersebut sebanyak 2 minggu dari tanggal seharusnya Anda akan
mendapatkan menstruasi berikutnya. Misal, wanita dengan siklus 30 hari
akan berovulasi sekitar hari ke-16, dan mereka yang memiliki siklus 26
harian biasanya berovulasi di hari ke-12.
.
Temperatur tubuh
Mencatat basal body temperature (BBT), yakni temperatur tubuh di
pagi hari sebelum beraktivitas apa pun, adalah salah satu cara untuk
mengukur ovulasi. Suhu normal tubuh wanita yang sedang tidak berovulasi
adalah 35-37 derajat celsius, tetapi ketika akan melepaskan sel telur,
BBT meningkat sekitar setengah derajat dan tetap pada angka tersebut
hingga sesaat sebelum haid. Jika Anda mencatat BBT selama beberapa
siklus, Anda akan lebih mampu memprediksi ovulasi Anda, dengan catatan,
jika siklus Anda reguler. Sayangnya, BBT bukanlah cara terbaik untuk
menandai kapan saatnya bercinta untuk mencoba hamil (menghitung masa
subur).
Menggunakan monitor kesuburan
Jika siklus menstruasi Anda cenderung tidak rutin, coba tanyakan
alat pengecek kesuburan kepada dokter kandungan Anda. Biasanya, alat
semacam ini bisa digunakan untuk menilai kesuburan Anda melalui air
urine dengan mengukur hormon lutein, yang keluar sesaat sebelum ovulasi.
Cek lendir serviks
Ada satu cairan tubuh yang bisa membantu Anda "mengintip" siklus
ovulasi Anda, yakni cairan vagina Anda. Tak perlu alat apa pun. Anda
cukup melihat cairan serviks (cervical mucus) yang keluar. Biasanya
cairan ini menempel pada celana dalam atau tisu toilet seusai Anda
mengeringkan vagina setelah cebok. Beberapa hari setelah masa haid Anda
berhenti, cairan serviks Anda akan terlihat kering atau kental dan
lengket. Lalu beberapa hari berikutnya akan bertambah basah. Ketika
mulai terlihat licin dan elastis, mirip putih telur yang mentah, pada
saat itulah Anda sedang berada pada masa tersubur.
Metode-metode ini bisa membantu Anda mengidentifikasi fase tersubur
dalam siklus menstruasi Anda, tetapi untuk program yang lebih tepatnya,
Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda
sumber: http://www.memobee.com/cara-menghitung-mengetahui-masa-subur-wanita-6447-eij.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar